Paket Budidaya Kentang Organik
Deskripsi Paket Budidaya Kentang Organik
ISI PAKET :
1 botol SUPERNASA 250 gram1 botol POC NASA 500 cc
1 botol HORMONIK 100 cc
1 botol GLIO 100 gram
1 botol BVR 100 gram
1 botol AERO-810 250 CC
1 botol PESTONA 500 cc
Leaflet Budidaya Kentang
PENDAHULUAN
Kentang menjadi salah satu komoditi yang sangat penting karena permintaan kentang di pasaran semakin tinggi. Dengan pasar yang besar, petani kentang dituntut untuk menghasilkan produktivitas kentang yang tinggi pula. PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani untuk meningkatkan hasil panen kentang melalui Teknik Budidaya Kentang dengan baik melalui Teknologi NASA, untuk memperoleh produksi kentang dengan mengutamakan aspek Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian Lingkungan (K-3). Budidaya kentang menggunakan Pupuk Organik NASA merupakan suatu terobosan dalam menghasilkan panen kentang dengan kualitas terbaik.Tanaman kentang dapat tumbuh subur pada lokasi yang berada di ketinggian 1000-3000 mdpl, dengan kondisi tanah yang gembur, remah dan kaya akan kandungan bahan organik dengan pH 5,8-7. Lahan harus terdapat drainase yang baik. Dibutuhkan curah hujan rata-rata 1500mm per tahun. Suhu lingkungannya yaitu sekitar 18-21ÂșC dengan kelembaban 80-90% serta memerlukan sinar matahari selama 9-10 jam per hari.
PEMBIBITAN
Gunakan umbi bibit kentang yang berasal dari umbi berkualitas unggul yang memiliki produksi dengan bobot 30-50 gram, sudah berumur 150-180 hari dan tidak terdapat cacat. Gunakan umbi yang berukuran sedang dengan 3-5 mata tunas dan hanya sampai pada generasi keempat. Setelah tunas tumbuh sekitar 2 cm, bibit telah siap ditanam. Apabila ingin menggunakan bibit dengan cara membeli dari toko pertanian, pilih bibit yang telah bersertifikasi dengan bobot sekitar 30-45 gram dan mempunyai 3-5 buah mata tunas. Proses penanaman kentang dapat melalui pembelahan atau tanpa pembelahan. Potong umbi menjadi 2-4 bagian sesuai dengan mata tunas. Umbi yang telah dipotong direndam terlebih dahulu menggunakan POC NASA dengan dosis 2-4 cc per liter selama 1-3 jam.PEMBUATAN MEDIA TANAM
- Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm dan diamkan selama 2 minggu sebelum bedengan dibuat. Bedengan dengan lebar 70 cm dibuat 1 jalur tanaman, bedengan dengan lebar 140 cm dibuat 2 jalur tanaman dengan tinggi sekitar 30 cm. Lalu dibuat saluran pembuangan air dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm.
- Tebarkan Natural Glio (yang telah dikembangbiakkan dengan pupuk kandang) secara merata ke bedengan. Dosis pemakaian Natural Glio yaitu 1-2 kemasan dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk tanah 1000 m². Didiamkan selama 1 minggu.
CARA MENANAM KENTANG
-
Pemupukan Dasar
Pupuk organik yang digunakan yaitu POC NASA dengan dosis 1-2 botol untuk tanah 1000 m². POC NASA dicampur dengan air secukupnya. Untuk hasil optimal, gunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA. Ada dua alternatif cara penggunaan SUPERNASA yaitu :
- Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA dicampur dengan 3 liter air dan jadikan sebagai larutan induk. Setiap 200 cc larutan induk dicampur dengan 50 liter air, siramkan merata ke bedengan.
- Alternatif 2 : 1 sdm SUPERNASA dicampur dengan 10 liter air (1 gembor), untuk menyiram 10 meter bedengan.
-
Cara Penanaman
PEMELIHARAAN TANAMAN
-
Penyulaman
-
Penyiangan
-
Pemangkasan Bunga
-
Pemupukan Susulan
- Pupuk Makro
ZA / Urea, dosis 300 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman. Dosis 150 kg per hektar pada 45 hari setelah tanam.
SP-36, dosis 250 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman.
KCL, dosis 150 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman dan dosis 75 kg per hektar diberikan saat 45 hari setelah tanam
- Pemberian POC NASA
Alternatif 1 : diberikan setiap 1 minggu sekali. 4 tutup botol per tangki atau 1 botol POC NASA (500 cc) per 200 liter air. Diberikan 8-10 kali selama penanaman.
Alternatif 2 : diberikan setiap 2 minggu sekali. 6 tutup botol per tangki atau 1,5 botol POC NASA (750 cc) per 200 liter air. Diberikan 5-6 kali selama penanaman.
- Pemberian HORMONIK
-
Pengairan
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KENTANG
-
Hama
- Ulat Grayak (Spodoptera Litura)
- Kutu Daun (Aphis Sp)
- Orong-Orong (Gryllotalpa Sp)
- Penggerek Umbi (Phtorimae Poerculella Zael)
- Thrips (Thrips Tobaci)
-
Penyakit
- Penyakit Busuk Daun
- Penyakit Layu Bakteri
- Penyakit Busuk Umbi
- Penyakit Fusarium
- Penyakit Bercak Kering (Early Blight)
-
Penyakit Karena Virus
Gejala: yang dapat terlihat dari serangan virus tersebut adalah tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dapat melalui peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Belum ada pestisida yang dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh virus, pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Natural BVR atau Natural PESTONA dan melakukan pergiliran tanaman.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum berhasil, gunakan pestisida kimia sesuai anjuran. tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml (0,5 tutup botol) per tangki (10-15 liter air). agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan.
No comments:
Post a Comment